Jumat, 21 April 2017

Dia dan Persimpangan Jalan

Bergulir sebuah pertemuan yang menghantarkannya di persimpangan jalan
Setiap empat lonceng berdetak dia selalu duduk menuliskan kehendak
Saat detak kelima sang tamu datang membawa ajakan ke persimpangan
Dia yang menjadi jawaban selalu didatangi sebuah pertanyaan
Kehendaknya tidak pernah terselesaikan karena dia selalu suka menerima pertanyaan dengan cerita sebagai upetinya.

Detak kelima tiba bagai hal biasa pada mulanya
Lama menjadi biasa, biasa menjadi terbiasa terlalu lama
Semakin jauh dari kehendak yang ingin ditulisnya dia menjadi terbawa ajakan detak kelima
Tanpa sadar dia sudah berdiri di ujung persimpangan
Saat persimpangan tiba, jawaban menjadi jauh akan kehendaknya

Persimpangan menjadi tamu baru yang meminta waktunya untuk digulirkan
Dia tertawa dengan senyum manis bahwa pahit akan menjadi getir jika dibiarkan bergulir
Saat Kata kata kehendak kembali memanggil, dia mengucapkan selamat tinggal kepada persimpangan itu

Dia kembali duduk dengan tulisan kehendaknya mengembalikan semua detak kelima untuk tidak bersua

Persimpangan bukan menjadi sebuah tujuan hanya mengingatkan jika dia sudah salah mengambil keputusan



Tidak ada komentar:

Posting Komentar