Kamis, 09 Juli 2015

dia berkata dia membenciku karena aku menyakitinya

"menikah itu bukan tentang bagaimana mencari kebahagian tapi tentang bagaimana berlomba lomba saling membahagiakan pasangan"

pada awalnya tuhan memberikan kita kebebasan untuk memillih setiap pilihan pasti akan memiliki dampak, seperti menuangkan air es kedalam gelas yang telah di isi air panas dampaknya gelas itu akan pecah karena perubahan suhu yang ekstrem.

sekarang kita beralih kepada hati bagaimana dengan hati yang kosong setelah diisi dengan dengan cinta lalu cinta itu malah membuat hati itu berantakan? logisnya ada yang sering memberikan pengandaian "hati itu seperti sebuah kertas setelah kertas itu dilipat lipat tidak akan bisa kembali ke bentuk awalnya" pertanyaannya hati manusia apakah dibuat selemah itu? hingga hati yang begitu berharga bisa diibaratkan sama seperti secarik kertas?

hati manusia sangatlah istimewa berkali kali hati itu remuk, pecah, terbakar bahkan hilang hati itu akan muncul kembali saat pemiliknya menginginkannya, kalau begitu bagaimana dengan seseorang yang membenci seseorang yang pernah mengisi hatinya karena orang itu merasa dikhianati atau bahkan ditinggalkan?, itu tergantung dari seberapa besar kebenciannya seberapa besar egonya dapat menguasai pikiran dan perasaannya, cinta bagaikan koin bergambar wajah dan kebencian bagaikan koin di sisi sebaliknya 50 cinta yang kamu berikan suatu saat 50 pula cinta yang akan hilang dan diganti dengan 50 kebencian. jadi logis jika seseorang yang telah memberikan 50 poin cinta ingin mendapatkan kadar poin cinta yang sama atau bahkkan kalau bisa mendapatkan lebih. kita anggap saja 50 poin itu berisi perhatian 10 poin kasih sayang 10 poin dan kebutuhan fisologis 30 poin. lalu seseorang yang memberikan 50 poin itu ternyata hanya mendapatkan timbal balik 30 poin yang berisi 5 poin  perhatian 5 poin kasih sayang dan 20 poin kebutuhan fisiologis kekurangan 20 poin itu akan menjadi kebencian yang nantinya setalah 3 bulan, 6 bulan bahkan 12 bulan akan terakumulasi menjadi kebencian yang bernilai 50 poin dan akhirnya perpisahanpun terjadi

hingga akhirnya penyesalan itu datang setelah 50 poin kebencian itu habis tersalurkan dan terkikis oleh sang waktu dan keinginan untuk mendapatkan 30 poin cinta yang dulu pernah dirasakan muncul kembali, itu mungkin pemikiran nalar yang memiliki pemikiran bahwa hati tadi seperti kertas hati seperti gelas dan lain halnya yang bersifat kebendaan dan terbatas, tapi pada kenyataannya hati lebih istimewa daripada itu, sejarah, agama dan pengalaman sudah banyak yang membuktikan tapi seolah kita tertutup untuk menerimanya. seorang Rahwana dapat membangun negeri yang agung seperti Alenka dikarenakan cintanya kepada shinta yang bertepuk sebelah tangan, Mesias rela disalib karena ingin menebus dosa para manusia yang bahkan sudah ikut menyalibnya, Ibu yang dilupakan anaknya setelah melahirkan dan merawatnya hingga tumbuh sukses dan memiliki istri yang cantik tapi tetap tersenyum dan mendoakan keberhasilan anaknya tanpa pernah mengutuknya. bahkan bumi pun tetap memberikan kehidupan pada manusia yang merusaknya. . . . .

Budha pernah berkata teruslah berbuat kebaikan untuk menyelamatkan dirimu dari Karma. wahai diriku yang suatu saat nanti dibutakan oleh rasa benci aku menulis ini bukan untuk mengguruimu aku menulis ini sebagai buah dari karma yang kau tanam kuharap tulisan ini dapat menyelamatkanmu dalam kegelapan yang pekat dan tak kunjung sampai kepada cahaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar